Operation Analyst
Pengertian:
Operation
Analyst adalah seorang profesional yang bertanggung jawab untuk menganalisis,
merancang, dan meningkatkan proses operasi dalam suatu organisasi. Mereka
berfokus pada efisiensi dan efektivitas operasional, menggunakan data untuk
membuat keputusan yang berbasis informasi. Tugas utama mereka meliputi
pengumpulan dan analisis data, identifikasi masalah, pengembangan rekomendasi,
serta implementasi solusi untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Tanggung
Jawab Utama:
- Pengumpulan Data:
Mengumpulkan data yang relevan dari berbagai sumber, seperti laporan keuangan, sistem manajemen, dan feedback pelanggan. - Analisis Proses:
Menganalisis proses bisnis yang ada untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Ini bisa mencakup penggunaan alat analisis seperti diagram alir, analisis SWOT, atau Six Sigma. - Pengembangan Rekomendasi:
Berdasarkan hasil analisis, mereka mengembangkan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi. - Implementasi Solusi:
Bekerja sama dengan tim lain untuk menerapkan solusi yang telah direkomendasikan, serta memastikan bahwa perubahan tersebut dapat diintegrasikan dengan baik ke dalam proses yang ada. - Monitoring dan Evaluasi:
Memantau hasil dari perubahan yang diterapkan dan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa tujuan yang diinginkan tercapai serta melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Keterampilan yang Diperlukan:
- Analisis Data:Kemampuan untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif untuk menarik kesimpulan.
- Problem Solving:Keterampilan dalam mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang efektif.
- Komunikasi:Kemampuan untuk menyampaikan temuan dan rekomendasi dengan jelas kepada pemangku kepentingan.
- Manajemen Proyek:Keterampilan dalam merencanakan dan melaksanakan proyek untuk peningkatan operasional.
- Teknologi Informasi:Penguasaan alat dan perangkat lunak analisis data, seperti Excel, SQL, atau alat BI (Business Intelligence).
Contoh Pekerjaan Operation Analyst:
- Analisis Kinerja Rantai Pasokan:Seorang operation analyst di perusahaan manufaktur dapat menganalisis rantai pasokan untuk mengidentifikasi bottlenecks atau kemacetan dalam proses produksi. Mereka mungkin menggunakan perangkat lunak analisis untuk memvisualisasikan data dan merekomendasikan perubahan dalam alur kerja, seperti pengaturan ulang jadwal produksi atau perubahan dalam pemasok bahan baku.
- Optimalisasi Layanan Pelanggan:
Di sektor layanan, seorang operation analyst dapat menganalisis data pelanggan dan interaksi layanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Misalnya, mereka mungkin menganalisis waktu tunggu dan waktu penyelesaian untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan, serta merekomendasikan pelatihan tambahan bagi staf layanan pelanggan. - Pengurangan Biaya Operasional:
Di perusahaan retail, seorang operation analyst mungkin bekerja untuk mengidentifikasi cara mengurangi biaya operasional. Mereka dapat menganalisis biaya tenaga kerja, inventaris, dan pengeluaran lainnya untuk menemukan cara menghemat uang, seperti mengoptimalkan jadwal karyawan atau mengurangi biaya pengiriman. - Implementasi Teknologi Baru:
Seorang operation analyst dapat terlibat dalam proyek untuk mengimplementasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) baru. Mereka akan menganalisis proses bisnis saat ini, mengidentifikasi kebutuhan sistem baru, dan membantu dalam transisi ke sistem baru, serta melatih staf dalam penggunaannya.
Kesimpulan
Operation Analyst memainkan peran penting dalam memastikan bahwa proses bisnis berjalan dengan efisien dan efektif. Dengan mengandalkan analisis data dan pendekatan berbasis informasi, mereka membantu organisasi untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mencapai tujuan strategis. Melalui berbagai contoh di berbagai sektor, jelas bahwa fungsi ini sangat berharga dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi.
